Jumat, 30 Desember 2016

Perennialisme



1.      Definisi
Perennialisme adalah gerakan pendidikan yang memprotes terhadap gerakan pendidikan Progresivisme yang mengingkari supernatural. Perennialisme adalh gerakan pendidikan yang mempertahankan bahwanilai-nilai universal itu ada, dan bahwa pendidikan hendaknya merupakan suatu pencarian dan penanaman kebenaran-kebenaran dan nilai-nilai tersebut.
2.      Karakteristik
Robert M. Hutchins merangkum tugas pedidikan sebagai berikut: pendidikan mengandung mengajar. Mengajar mengandung pengetahuan. Pengetahuan adalah kebenaran. Kebenaran, dimanapun adalah sama. Karena itu pendidikan dimanapun seharusnya sama.
3.      Dasar filosofis
Orientasi pendidikan dari perennialisme adalah scholstisisme atau neo-thomisme, yang pada dasarnya memandang kenyataan sebagai sebuah dunia akal pikiran dan Tuhan, pengetahuan yang benar diperoleh melalui berpikir dan keimanan, dan kebaikan berdasarkan perbuatan rasional.
4.      Teori pendidikan
a.       Tujuan pendidikan
Membantu anak menyingkap dan menanamkan kebenaran-kebenaran hakiki. Oleh karena kebenaran-kebenaran tersebut universal dan konstan, maka kebenaran-kebenaran tersebut hendaknya menjadi  tujuan-tujuan pendidikan yang murni. Kebenaran-kebenaran hakiki dapat dicapai dengan sebaik-baiknya melalui:
1)      Latihan intelektual secara cermat untuk melatih pikiran, dan
2)      Latihan karakter sebagai suatu cara mengembangkan manusia spiritual
b.      Metode pendidikan
Latihan mental dan bentuk diskusi, analisis buku melalui pembacaan buku-buku yang tergolong karya-karya besar, buku-buku besar tentang peradaban barat.
c.       Kurikulum
Berpusat pada mata pelajaran, cenderung menetikberatkan pada: sastra, matematika, bahasa, dan humaniora, termasuk sejarah. Kurikulum adalah pendidikan liberal.
d.      Pelajar
Makhluk rasional yang dibimbing oleh prinsip-prinsip pertama, kebenaran-kebenaran abadi, pikiran mengangkat dunia biologis.
e.       Pengajar
1)      Guru mempunyai peranan dominan dalam penyelenggaraan kegiatan mengajar-mengajar di kelas.
2)      Guru hendaknya orang yang telah menguasai suatu cabang ilmu, seorang guru yang ahli bertugas membimbing diskusi yang akan memudahkan siswa menyimpulkankebenaran-kebenaran yang tepat, tan wataknya tanpa cela.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar