Jumat, 30 Desember 2016

TAUHID

A.      WAHDANIYAT  ALLAH
Menurut Ibn Taimiyah illah (Tuhan) adalah yang di puja penuh kecintaan hati, tunduk kepada-Nya, merendah di hadapan-Nya, takut dan mengharapkan-Nya, kepadan-Nya tempat berpasrah ketika berada dalam kesulitan, berdoa dan bertawakal kepada-Nya untuk kemaslahatan diri pada-Nya, meminta perlindungan diri pada-Nya, dan menimbulkan ketenangan saat mengingat-Nya dan terpaut cinta pada-Nya.
Berdasarkan definisi di atas, dapat di pahami bahwa “tuhan” itu bias berbentuk apa saja yang diperlukaan oleh manusia, seperti harta, tahta dan syahwat.
Inti ajaran agama islam adalah tauhid, mengesakan Allah dengan menegaskan sifat wahdaniyah: tiada sekutu bagi-Nya dan tidak ada yang semisal dengan-Nya. Ajaran tauhid tersebut bermuara pada sikap pasrah dalam ketundukan (ibadah), yang tulus (ikhlas) hanya kepada Allah dengan berpedoman kepada ajaran dan teladan rosulullah.
1.      Tauhid Rububiyyah
Tauhid rububiyyah berintikan pada penegasan atas ke Esa-an Allah dalam af’al-Nya (perbuatannya), dalam penciptaan dan pemeliharaan semesta.
Tauhid rubiyyah ini secara filosofis dapat menjadi landasan kosmologi islam.
Sebagai pandangan dunia, tauhid meliputi prinsip- perinsip berikut:
      Dualitas, realities meliputi dua kategori umum yaitu Tuhan (pencipta) dan bukan tuhan (ciptaan).
      Ideasionalitas, hubungan antara dua struktur realitas pada dasarnya bersifat ideasional.
      Teleologis, hakikat kosmos bersifat teleologis, yakni bertujuan, terencana atau didasarkan pada maksud- maksud tertentu sang pencipta.
2.      Tauhid Uluhiyah
Tauhid uluhiyah berintikan pada penegasan atau ke Esa-an Allah dalam Dzatnya atau ketuhannan-Nya dan dalam beribadah kepada-Nya, seperti dalam doa, nadzar, korban, berharap (raja), takut (kauf) dan tawakall.
Penjelasan diatas menggambarkan bahwa tauhid uluhiyah merupakan landasan teologi islam yang monotheistic.
3.      Tauhid Mulkiyah
Tauhid mulkiyah berintikan kepada ke Esa-an Allah dalam kekuasaan dan hukumannya.
B.      DZAT, ASMA, DAN SIFAT ALLAH
C.      KONSEKUENSI BERTAUHID
Meyakini Allah sebgai tuhan secara rububiyyah, mulkiyyah, dan uluhiyyah di tuntut pembuktiannya bukan sekedar secara lisan, tetapi pada sikap dan tindakan prilaku.
Lisan, sikap dan tindakan prilaku orang yang bertauhid bener-benar harus terjaga dari kesyirikan dan kemungkaran.
Macam-macam syirik:
1.      Syirik rububiyyah
2.      Syirik mulkiyah
3.      Syirik uluhiyyah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar